Sebagian
orang menggap cinta itu begitu indah, penuh dengan janji-janji manis, yang bisa membius
setiap kaum hawa, bagitu pula cinta yang aku rasakan saat ini. Bagi ku cinta
sebuah rahasia yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata ataupun tulisan,
cinta tak hanya sekedar kata-kata manis, janji-janji yang sering terucap
bahkan tak ada satupun janji itu terpenuhi, semua itu bagaikan fatamorgana di
dunia ini.
Perkenalkan
nama ku Sila, seorang gadis yang dengan modal tekad merantau ke kota orang demi
mencari sesuap nasi. Entah sejak kapan rasa cinta ini sulit untuk aku
hilangkan, bahkan setiap kali aku mencoba menghilangkan perasaan ini, rasa
cintaku dengannya tambah besar, sulit untuk di pisahkan, mungkin itu semua
gambaran rasa cinta ku kepadanya, cinta yang tulus dari dalam hati yang paling
dalam.
Waktu
itu tepat lebaran ke dua aku bertemu dengannya, Bagas itulah nama orang yang
selama ini membuat aku gila, iya,,, aku gila karena cintanya kepada ku begitu
besar, aku pun sebaliknya mencintai dia dengan cara yang sederhana. Entah apa
yang membuat ku jatuh cinta waktu pertama kali bertemu dengannya. Kejadian itu
masih melekat di memory otakku sampai saat ini.
Aku
mengenalnya lewat sebuah jejaringan sosial yang kala itu begitu di gandrungi
kaum muda mudi yakni facebook. Dari situlah
kami saling mengenal, saling sharing tentang masalah kita masing-masing,
mungkin sejak itu aku merasa nyama dengannya, hanya dia yang bisa mengerti
perasaan ku. Mungkin sejak itu pula aku merasa jatuh cinta kepada Bagas, dengan
beberapa alasan tersebut aku pun memutuskan untuk berani bertemu dengannya.
Akhirnya
waktu yang aku tunggu-tunggu untuk bertemu dengan bagas tiba, hari lebaranlah
moment yang pas untuk bertemu sekalian silaturahmi. Hati ku berdebar-debar,
senyumku yang selalu menghiasi bibirku terpancar. Kita bertemu di sebuah tempat umum,
yang sampai sekarang masih selalu aku datangi, setelah kita berdua bertemu dan saling
sharing, aku di ajak sowan ke wali demak. Hati ku bahagia banget, aku berharap
kebahagian ini tak kan pernah hilang di makan waktu.
Setelah
beberapa hari pertemuan itu, aku
mengajak dia untuk bertemu ibu ku, orang yang aku hormati, yang aku sayangi
setulus hati, kedatangannya pun di sambut baik oleh keluarga ku, terutama di
sambut baik oleh ibu ku, kita pun merencanakan hubungan kita ke jenjang yang
lebih serius, dengan di dasarkan rasa cinta dan kasih sayang.
Hingga
suatu saat kejujuran dan pengakugan itu terungkap, kejujuran yang membuat ku
sakit hati, hati ku begitu hancur, hancur berkeping-keping, ibu ku merasa
terpukul atas kejujurannya. Sejak saat itulah ibu dan keluarga ku tak merestui
hubungan kita. Kadangan aku bertanya-tanya dosa apa yang selama ini aku lakukan
hingga semua cobaan ini aku alami…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar